Kamis, April 29, 2010
KESEJAHTERAAN HEWAN PUN SUDAH DIPIKIRKANnya
Menilik kembali kehebatan negeri Belanda dimana pemikiran yang muncul adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan alam akan segara dikembalikan kepada alam kembali (Back to Nature). Merupakan salah satu hasil karya mereka yang sangat menghebohkan dunia dan bahkan mulai dari saat ini mereka menargetkan penggunaan bahan bakar pada tahun 2020 sebanyak 20% dari bahan renewable. Sesuatu yang fantastis dan patut di contoh berbagai negara di belahan dunia manapun.
Berbicara masalah alam tentunya tidak luput dengan pemanfaatan yang maksimal. Semua orang dunia pun akan berpikiran sama tentang hal ini apalagi ketika kondisi alam sudah dalam kondisi menurun seperti saat ini. Tetapi mengenai masalah ternak belum tentu Belanda mempunyai karakteristik pengelolaan yang sama dengan Negara manapun di dunia ini.
Menurut data dari majalah “Wageningen World” Belanda mempunyai salah satu perwakilan partai di parlemennya dan satu organisasi dutch animal welfare organization (Dierenbescherming) yang bertujuan untuk menyejahterakan kehidupan hewan ternak (animal welfare). Memang ketika dipikirkan hal ini merupakan sesuatu yang dianggap tidak wajar apalagi bagi negara berkembang yang masih sibuk megurusi kesejahteraan manusianya . Pertanyaannya adalah apakah bangsa Belanda menstandarkan kehidupan ternak dengan kehidupan manusia sama di negara berkembang?? semoga dengan pertanyaan besar ini dapat mengugah hati kita untuk terus berjuang melakukan perubahan dikarenakan sesuatu yang tidak tetap hanyalah perubahan.
Keprihatinan mereka terhadap hewan ternak muncul ketika meningkatnya produksi ketahanan pangan mereka disebabkan hubungan yang membaik antara peternak dengan ilmuwan yang mengusai bidang peternakan tetapi dilain sisi kedua pihak ini tidak dapat memahami keadaan permintaan konsumen terhadap kenaikan produksi pangan dari bahan dasar hewan ternak yang ada dan mengakibatkan “pemaksaaan-pemaksaan” yang dilakukan terhadap hewan ternak. Sesuatu yang unpredictable dan unthinklable untuk dipikirkan tetapi kenyataan dan realitas yang ada adalah seperti itu. Mereka juga sangat menyayangkan apabila seekor sapi dipaksa hanya bergerak dalam batasan beberapa m2 saja demi mendapatkan ke-empuk-kan dari daging yang akan diperoleh. Sungguh mereka merasa telah menyengsarakan hewan-hewan ternak ini karena tidak bisa diperlakukan seperti ekosistem aslinya.
Dengan demikian para peneliti dan ilmuwan Belanda sepakat untuk mengajukan semacam peraturan yang mengatur masalah kesejahteraan hewan ternak. Dimana point utamanya adalah mewujudkan 5 kunci “kemerdekaan” bagi hewan ternak yang isinya antara lain adalah kemerdekaan dari lapar dan haus, kemerdekaaan dari ketidaknyamanan, kemerdekaaan stress, kemerdekaaan dari penyakit dan kemerdekaaan perlakuan yang tidak wajar. Hal ini bukan lah sesuatu yang impossible lagi bagi Belanda untuk mewujudkan hal ini karena peraturan yang keluar dari berusaha memperbesar kesejahteraan hewan ternak tersebut, seperti pada tahun 2008 mereka mengeluarkan kebijakan seperti melarang penjualan daging anakan sapi dan terus memperketat peraturan pada rumah pemotongan hewan ternak, transportasi hewan ternak dan penjagaan pemeliharaanya.
Harapan dengan adanya peraturan hal ini dapat lebih mengurangi berbagai penyakit hewan yang sering timbul seperti virus H5N1 atau H1N1 dan yang lainnya. Dan yang sangat penting adalah bagaimana mereka berusaha mewujudkan isu-isu ini kepada dunia karena sebenarnya penyakit yang timbul dari hewan ternak yang ada di dunia bukanlah dikarenakan hewan ternak itu sendiri melainkan dikarenakan perlakuan yang diberikan terhadap hewan ternak itu sendiri.
Mungkinkah seluruh dunia mengambil pelajaran berharga dari pemikir-pemikir di Belanda. So, berpikirlah untuk mencapai Belanda agar standar kesejahteraan manusia tidak disamakan dengan kesejahteraan hewan ternak.
referensi : majalah "wageningen world"
studidibelanda, kompetisiblog
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
wah hewan apa tuh yang disayang???
jadi pengen ke belanda
Posting Komentar